Rumah Hijau Impianku

|


Tidak ada kaitannya sama sekali dengan band hijau daun yang lagunya dinyanyikan Luna Maya itu. Juga tidak berhubungan dengan kura-kura ninja yang pakai seragam ijo. :)

Aku hanya ingin punya rumah hijau. Bukan rumah hijau yang dipakai buat membudidayakan tanaman yang terbuat dari kaca atau plastik itu maksudku, melainkan sebuah rumah yang ramah lingkungan dan ramah bagi penghuni dan makhluk-makhluk sekitarnya.

Rumah hijau impianku nanti tidak ber-AC. Udara segar hadir dari pengaturan aliran udara yang menerobos masuk ke setiap ruang dalam rumah hijau impianku.

Rumah hijau impianku tidak megah bak istana presiden. Mungil saja. Luas tanah maksimal tidak lebih dari luas lapangan bola basket. Meski mungil namun rumah hijau impianku itu adalah istanaku.

Rumah hijau impianku banyak terbuat dari bahan-bahan alami. Memang tidak secara ekstrem aku menolak semen, tapi pemaksimalan penggunaan bahan alam seperti bambu pasti akan banyak kupakai.

Bambu, seperti kata Prima Haris Nuryawan, seorang pembicara talkshow bertema green design green living yang kuikuti senin lalu tidak kalah kuat dengan beton. Dikisahkannya, pada sebuah jembatan kuno warisan belanda yang dibongkar beberapa waktu lalu ditemukan sama sekali tidak memakai beton. Namun di dalamnya memakai bambu.

Ajaibkah? Kupikir tidak… kuyakin Tuhan sudah menganugerahkan bumi beserta isinya secara komplit.

Di rumah hijau impianku, aku becita-cita air dan listrik diproduksi sendiri. Apakah aku mampu memakai solar panel penyerap energi matahari yang mahal itu? Semoga ada teknologi lanjutan yang lebih murah muriah.

Di rumah hijau impianku kubuat pekarangan dengan tumbuhan besar yang bisa mengurangi cahaya matahari masuk rumah. Inginnya kutanami beringin. Namun aku tidak tahu apa mudah mendapatnya. Jika beringin tidak kudapat, mungkin kuganti mangga sajalah. Biar kalau panen aku bisa rujakan sampai perut mules. Whahaha…

Namun waktu seminar kemarin, kata para developer,” green itu costly. Mahal. jer basuki mawa bea.”

Oh my God!!

Apa aku mampu memiliki rumah hijau impianku?

(Sumber gambar http://arsitektur.blog.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2008/05/02.jpg)

8 komentar:

Anonim mengatakan...

kalo rumah merah gimana?

Unknown mengatakan...

impianmu sungguh amazing, sebab itu akan mengurangi polusi atay efek rumah kaca. dan aetiap orang harus berusaha keras untuk mewujudkan impian spt itu demi kelestarian bumi. godluck...

Anonim mengatakan...

minimalis aja: rumah sederhana (seperti gaya bangunan jawa di desa, halaman depan dan belakang terdapat pohon buah, syukur ada kebun kecil. dan ada sumurnya juga. adem tu...

Anonim mengatakan...

listrik yang sumber energinya lebih murah ada lho, bersumber metana dari jagung atau tebu. olahan rumput laut juga bisa digunakan. Soal kayu, selain bambu kayu-kayu pohon mangrove juga terkenal sangat kuat, tapi jangan tebang sembarangan ya....bisa kena kutukku rumahmu....
ntar kita tukeran desain, mungkin rumah pinggir pantaiku bisa jadi gambaran arsitekmu...

Anonim mengatakan...

Rumah bernuansa alam lebih malah yah?
Baru dengar...kirain justru lebih murah.

triyas agus mengatakan...

Dari dulu aku mau buat rumah dengan kontainer bekas yang ada di pelabuhan. mungkin dengan itu lebih murah la.

Anonim mengatakan...

Wow, jadi tertarik.... Tapi, kenapa mahal ya?

Anonim mengatakan...

Ditanami pohon jarak pagar aja mbak!

Posting Komentar