5 Tips Belanja Kebutuhan Lebaran ala Mama Muda

|


Bagi mama muda setiap mendekati hari raya Idul Fitri itu rempongnya bukan main.  Sebab banyak kebutuhan yang harus dipersiapkan. Dengan pengeluaran yang bertambah itu, mama muda harus pandai-pandai mengatur keuangan agar tidak sampai minus.

Berikut ini tips saya sebagai mama muda dalam mengatur belanja kebutuhan lebaran.

1. Mengatur pos-pos pengelauran
Selain untuk konsumsi rutin, penambahan pos pengeluaran saat lebaran itu seperti misalnya memberikan hadiah lebaran, biaya untuk mudik, memberikan angpao, merenovasi rumah, dll.

Tulis semua kebutuhan jelang lebaran tersebut kemudian Anda bisa estimasikan berapa perkiraan pengeluaran untuk masing-masing pos. Contohnya sebagai berikut:

  • Baju baru untuk sekeluarga Rp 2.000.000
  • Kue lebaran Rp 500.000
  • Zakat dan Infaq Rp 500.000
  • Bingkisan Hari Raya Rp 1.000.000
  • Biaya transportasi mudik Rp 1.000.000
  • Biaya selama di tempat mudik Rp 2.000.000
  • Total Rp 7.000.000

2. Cari promo lebaran
Supaya bisa menekan biaya pengeluaran tersebut, saya biasanya mencari barang yang sedang promo. Misalnya kalau untuk baju saya sering mencarinya di situs ini.



Diskon dan sale yang diberikan menarik. Potongan harganya besar jadi harganya pun bisa lebih murah. Dari pengalaman saya sebelumnya untuk baju baru sekeluarga itu saya anggarkan Rp 2.000.000, ternyata setelah saya borong baju yang sedang mendapat diskon lebaran, total saya hanya mengeluarkan Rp 1.400.000. Berarti saya bisa berhemat sampai Rp 600.000!

3. Cicil kebutuhan belanja lebaran
Ini yang saya lakukan, sejak 2 bulan sebelum lebaran saya sudah mulai cari barang-barang kebutuhan hari raya ini. Jadi harganya belum melonjak naik.

Kemudian untuk parcel itu saya buat sendiri. Jadi saya beli isi parcel itu secara grosir lalu saya kemas sendiri. Dengan begitu kalau ditotal harganya bisa lebih murah dibanding saya beli parcel yang sudah jadi.

4. Berusaha efisien
Sekalipun saya mengganggarkan budget kebutuhan lebaran sebesar Rp 7 juta, tapi tetap berusaha diirit. Sebisa mungkin harus tetap surplus, tidak minus. Salah satu caranya adalah mencari barang yang sedang didiskon atau promo.

5. Tidak berhutang
Mengenai uang untuk kebutuhan lebaran itu sudah saya siapkan sejak setahun sebelumnya. Jadi saya menabung sekitar Rp600.000 per bulan untuk biaya saat lebaran tersebut. Sekalipun suami juga mendapat THR dari tempat kerja, tapi itu tidak jadi andalan. Lebih baik kami memilih jalan menabung.

Saya dan keluarga juga memilih untuk tidak berhutang. Sebab sifat pengeluaran untuk hari raya itu adalah konsumtif, jadi sebisa mungkin sejak awal kami berusaha menyiapkan sendiri.

Nah, itulah beberapa tips yang saya lakukan sebagai mama muda tiap menghadapi lebaran. Memang sebelum hari raya itu intensitas kegiatan kita akan meningkat. Namun sebagai momen kebersamaan setahun sekali, hari raya Idul Fitri itu memang pantas untuk dirayakan dengan penuh kegembiraan.
Baca terus...

If you want to write

|

If you want to write:
1. Know that you have talent, are original and have something important to say.
2. Know that it is good to work. Work with love and think of liking it when you do it.
3. Write freely, recklessly, in first drafts.
4. Tackle anything you want to.
5. Don't be afraid of writing bad stories. To discover what is wrong with a story write two new ones and then go back to it.
6. Don't fret or be ashamed of what you have written in the past.
7. Try to discover your true, honest, untheoretical self.
8. Think of yourself as an incandescent power, illuminated perhaps...
9. If you are never satisfied with what you write, that is a good sign. It means your vision can see so far that it is hard to come up to it.
10. When discouraged remember what Van Gogh said: "If you hear a voice inside of you saying: you are no painter, then paint by all means, lad, and that voice will be silenced, but only by working."
11. Don't be afraid of yourself when you write.
12. Don't always be appraising yourself, wondering if you are better or worse than other writers.
Baca terus...

Siapa dan Bagaimana Kartini Kini?

|

Kartini? Hampir lupa-lupa ingat aku akan nama itu. Namanya biasanya baru banyak disebut ya waktu bulan April saja. Di luar waktu itu, biasanya jarang diucap.

Aku pertama kali mengenal namanya waktu duduk di bangku sekolah SD. Lazim dimuat dalam buku pelajaran bersama para pejuang perempuan lainnya seperti Kristina Marta Tiahahu atau Cut Mutia (semoga aku tak salah tulis) dan superwoman lainnya.


Kartini kini lebih menjadi sebuah simbol. Simbol perjuangan yang dielu-elukan sebagai pendobrak kemajuan kaum perempuan. Sayangnya, simbol itu kemudian "membatu" dan fungsinya tak lebih dari itu.

Mungkin banyak orang yang tak setuju dengan pendapatku. Tidak jadi soal. Tapi kalau mau bicara realita emang begitu kok faktanya. Sampai sekarang harkat martabat perempuan nyatanya tidak banyak berubah.

Okelah boleh kau sebut Sri Mulyani yang sebentar lagi didapuk jadi Direktur Pelaksana World bank. Atau sekelompok wanita-wanita lain yang punya peran vital di negara ini. Tapi secara umum kalau mau diakui, tak ada perubahan berarti bagi kemajuan wanita Indonesia kini.

Betul memang siapa saja tidak peduli laki-laki atau perempuan boleh jadi apa saja. Tanpa ada yang melarang. Tapi masyarakat serta budaya kita sebenarnya masih memandang perempuan dalam posisi yang tidak sejajar.

Kau mungkin mau mengelak. Tapi memang begitu faktanya. Kaum perempuan masih jauh dari "berdaya" sampai harus dibuatkan kementrian khusus yang mengaturnya. Masih banyak peraturan di negeri ini yang sangat tidak adil bagi perempuan. Tanpa harus kurinci, kuyakin kau sudah tahu.

Yang jelas, Kartini harus "dihidupkan" kembali. Bukan hanya dielu-elukan saat bulan April tiba saja. Tapi setiap harinya, spiritnya dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Bukan hanya bagi perempuan, kaum laki pun wajib memperjuangkannya.

Bukan buat menang-menangan gender kok. Tapi buat bangsa ini agar lebih baik lagi. Agar kehidupan kita setiap hari tak melulu dibuat gontok-gontokan, kuat-kuatan okol. Kalau spirit Kartini benar diimplementasikan, kuyakin tak bakal ada lagi tawuran, kerusuhan, atau perang antar sesama yang hanya mengundang pilu hati.


Untuk inspiring women blogdetik. Baca terus...

Patung Obama dan "Benteng" yang Bergoyang itu

|

Pro kontra patung Obama kecil di kawasan Menteng Jakarta adalah cermin tumbuhnya demokrasi di negeri ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Seperti diberitakan Ranesi dalam berita berjudul "Ribut-ribut Soal Patung Obama Kecil", 14 Desember 2009, keberadaan patung Obama kecil di Jakarta mengundang timbulnya silang pendapat. Ada yang setuju, tidak sedikit yang menentang.

Yang setuju menilainya sebagai bagian dari multikulturalisme global. Sebaliknya penentangnya menganggap hal itu menodai nasionalisme. Mana yang benar?

Bicara benar-salah untuk soal semacam ini hanya akan membuat kebingungan yang tak berujung. Kurang lebih secara ekstrim bisa disetarakan dengan pertanyaan "lebih dulu mana antara telur dengan ayam?" Yang satu akan kukuh memegang pendapatnya, dan kubu yang lain akan melakukan yang sama diiringi dengan sejuta alasan yang ada di belakangnya.

Demokrasi yang tumbuh subur di negeri ini memang meniscayakan adanya kebebasan berpendapat. Kebebasan itu minimal menciptakan dua kutub yang bisa saling bertentangan. Implikasi yang wajar dan patut dihargai dalam iklim demokrasi yang kondusif seperti sekarang.

Benteng
Namun, membicarakan nasionalisme itu sendiri tidak lepas dari perspektif. Ibaratnya nasionalisme itu seperti "benteng". Bagiu penulis, sebagai "benteng", nasionalisme tidak semata penanda batas antara yang di dalam sini dengan yang di luar sana. Benteng sekaligus garis pertahanan terdepan yang bisa menjadi titik awal untuk melakukan penyerangan atau pertahanan.

Akan tetapi di era global seperti sekarang, "benteng" tidak statis dan sekaku seperti tembok besar Cina. "Benteng nasionalisme" lebih fleksibel dan tidak didominasi dengan material yang berasal dari bata, beton, atau benda-benda padat lainnya. Melainkan benteng itu lebih banyak berisi pintu dan jendela. Yang membuat orang yang di dalam sini bisa melihat atau pergi keluar sana dengan leluasa. Serta sebaliknya membuat yang di luar sana bisa masuk ke dalam sini dengan tangan terbuka.

Dari perspektif di atas, terkait patung kecil Obama, saya pribadi cenderung lebih setuju atas pendiriannya. Bukan semata hanya karena soal "benar-salah" dan sejuta alasan yang bisa dimunculkan guna mendukung atau menolaknya. Namun saya lebih melihatnya dari manfaat yang bisa dipetik dari pendirian patung tersebut.

Manfaat yang ditimbulkan bukan sekedar dari memperlancar hubungan kedua negara, tetapi secara internal akan menyemai dan menguatkan bibit multikulturalisme dan pluralisme. Dari Jakarta--kota yang pernah menjadi tempat tinggal Barry (Obama kecil) serta kota padat penduduk yang dihuni oleh berbagai macam ras dari seluruh nusantara dan dunia--pesan pentingnya keberagaman itu dikirimkan.

Keberagaman itu menciptakan adanya saling pengertian, memperluas horison wawasan, mempererat hubungan, dan semua itu bermuara pada terciptanya kedamaian.

Upaya perdamaian bisa dimulai dari mana pun, lewat upaya sekecil apapun. Meski juga hanya dari sebuah patung seorang anak yang pernah bersekolah di Indonesia dan kemudian menjadi Presiden di Amerika Serikat.

Ingat, kita tidak pernah bisa hidup seorang diri. Luasnya pergaulan dan interaksi akan memudahkan bangsa ini untuk menemukan jalan masa depannya yang lebih baik lagi.
Baca terus...

10 Keistimewaan Nyata Bulan Suci Ramadhan

|

Bulan suci ramadhan merupakan bulan penuh keistimewaan. Bulan tempat malam lailatul qodar, malam seribu bulan itu bersemayam. Bulan tempat pintu ampunan dibuka lebar dan pahala diobral gedhe-gedhean.

Oleh karenanya tidak mengherankan bila bulan ramadhan ini dinantikan seluruh umat muslim sedunia. Bahkan bukan hanya umat muslim saja, seluruh manusia di dunia tidak ketinggalan menantikannya mengingat begitu banyak keistimewaan yang dimilikinya.

Yang mau saya omongkan di sini.. bukan hadis atau dalil yang berbicara soal keistimewaan bulan Ramadhan. Selain merasa enggak cukup kompeten untuk bicara begituan, saya lebih memilih untuk nulis keistimewaan bulan ramadhan dari sisi lain. Sisi yang menurut saya lebih konkret, nyata, jelas.

Ini dia keistimewaan bulan suci ramadhan...

1. Keistimewaan bulan ramadhan bagi pengusaha adalah kenaikan penjualan berkali-kali lipat. Pengusaha makanan dan minuman omsetnya akan naik dahsyat pada bulan ramadhan ini. Meski orang yang berpuasa tidak makan dan minum di siang hari, ternyata justru berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi yang justru naik drastic.
Mungkin permaklumannya, “kan buat lebaran?” Mungkin juga ada yang bilang “sebagai ungkapan rasa syukur karena sudah seharian menahan haus dan lapar?” :( *halah*
Tapi apapun itu.. yang jelas pengusaha tergolong orang yang menerima keistimewaan ramadhan dengan omset penjualan yang naik pesat.

2. Setali tiga uang dengan pengusaha, pedagang ikut mengalami keistimewaan bulan ramadhan yang sama. Dagangan laku keras. Ludes semua diborong pembeli. Meski harga sudah dinaikkan penjual, tetap pembeli enggak peduli. Pokoknya lebaran mesti pakai baju baru, sandal baru, dan segala yg baru lainnya, (mungkin bini baru juga) :)
Harga bahan pokok makanan kayak gula dan sebangsanya ikut naik. Siapa yang mendapatkan keistimewaan bulan ramadhan? Lagi-lagi pedagang….

3. Kalau buat pekerja kantoran, minimal dapat 3 keistimewaan bulan ramadhan sekaligus. 1. Jam kerja dikurangi. 2. Dapat THR (tunjangan hari raya). 3. Dapat parsel bingkisan hari raya pula. Enak toh.. mantab tho… hahaahaaa…. (mbah surip mode on)

4. Yang masih kuliah apa sekolah, sama kayak pegawai tadi, jam belajarnya dikurangi. (Padahal kan belajar dapat pahala. Kok malah dikurangi?!) Keisitimewaan tambahan bulan ramadhan buat pelajar adalah latihan mencari uang jajan tambahan dengan jualan kolak, selain entar juga dapat angpau lebaran dari paman-tante-nenek-kakek.

5. Bagi para kiai dan ustad, bulan ramadhan adalah bulan sibuk-sibuknya. Menjadi imam di kampung A, mengisi taushiyah di RT 12, undangan memimpin doa buka bersama di kecamatan, dsb.

6. Para artis dan penyanyi juga kebanjiran order. Manggung di televisi A buat bangunin sahur para pemirsa, sejam kemudian pindah ke televisi B buat ngemce acara musik, trus pindah ke mall S, lalu memenuhi undangan di kantor Q, dst… pokoknya sibuk. Bulan ramadhan bagi artis dan penyanyi berarti kantong kian gembul..

7. Tukang cukur, tukang potong rambut, dan salon juga kebagian keistimewaan bulan ramadhan. Lho kok bisa?! Ya kan menjelang lebaran rambut harus rapi, jadi potong rambut dehhh…

8. Istimewanya bulan ramadhan bagi ibu rumah tangga adalah enggak perlu buat sarapan bagi dan siang bagi keluarga. Jadi bisa santaaiii… eh tapi kan nyiapin sahur sama buka puasa juga ya???

9. Bagi yang bekerja berat seperti kuli bangunan dan pekerja proyek yang seharian dijemur di terik matahari, konon dapat dispensasi untuk tidak puasa. Dan tentu harus ganti di bulan-bulan berikutnya…

10. Bagi blogger atau yang punya website, ini juga ada berita gembira dari dijaminmurah.com. Kayak pahala di bulan ramadhan yang diobral gedhe-gedhean, dijaminmurah.com juga menyediakan paket-paket hemat namun tetap berkualitas. Gampangnya kita cuma perlu bayar sepeser untuk mendapatkan barang yang sama seperti di tempat lain. Dari hosting, domain, semuanya disediakan lengkap di dijaminmurah.com. bayangin saja 50 ribu bisa buat hosting setahun!! koneksinya pun ampuh, dengan 3 pilihan koneksi server yaitu Indonesia - Singapore - USA. Manteb tho! :)
Sekarang juga tengah ada SUBSIDI DOMAIN. Bayangin masak domain ***.com dll cuma 88,8
Gila.. murah banget kan?

Benar Ramadhan memang penuh bulan penuh berkah dan keistimewaan. Bagi siapapun..
Amiiin!
Baca terus...

Rumah Hijau Impianku – part 2

|


Syahdan seperti dikisahkan aku tengah mengimpikan memiliki sebuah rumah hijau. Moga tidak perlu jin iprit yang keluar dari lampu Aladin untuk mewujudkannya…

Seperti kubilang sebelumnya rumah hijau impianku adalah rumah ramah lingkungan atawa tidak bengis pada alam. Namun aku masih bingung bagaimana desainnya?

Sementara yang kudengar, para desainer atau arsitek di negeri ini kebanyakan belum green design thinking. Atawa dengan kalimat tegas para arsitek suka ngedesain yang mengakibatkan kerusakan alam.

Contoh sederhana begini. Di rumah-rumah kos-kosan sekitar kampusku, mudah ditemui kos-kosan yang pengap atawa aliran udaranya buruk akibat jendela yang cuma sebiji yang biasanya berdempet dengan pintu masuk. Maksimalisasi pencahayaan matahari juga kurang. Sering aku temui kamar-kamar kos yang guuuulap gulita di tengah siang bolong akibat tidak bagusnya pencahayaan. Akibatnya siang bolong musti ngidupin lampu yang listriknya dihidupin dari bahan bakar kakek moyang fosil-fosil purba…

Alamakk!!

Pantes kalau kemudian aku mesti gerah kepanasan tiap hari gara-gara hal-hal yang mungkin bagi kita sepele amit-amit ini. Sampai bosan dengan berita bencana macam banjir, tanah longsor, angin ribut dkk yang tayang rutin—kayak jadwal ronda—di layar kaca.

Panas yang makin meninggi sekarang sebenarnya ulah kita juga. Dari koleksi barang-barang elektronik yang banyak nyedot energy sampai terus-menerus mengandalkan plastik dalam hampir segala kegiatan sehari-hari.

Selain kita mulai ikut berperan menghadang pemanasan global, aku pun berharap para arsitek kita atau desainer atau apalah namanya mau mulai berpikir ke arah sana pula. Ke green design thinking. Bahwa bumi ini bukan milik kita. Bumi ini titipan yang akan terus diwariskan sampai anak-cucu-cicit ke-9 kita kelak.

Ah.. tapi aku mampu memiliki rumah hijau impianku?

Mengapa tidak? Kalau setiap orang sadar bahwa rumah hijau itu menguntungkan semua pihak. Bukan cuma bagiku, bagi pemerintah, bagi pengembang rumah, serta jelas bagi masa depan bumi tempat kita tinggal ini.

Pemerintah tidak perlu menggelontorkan dana penanggulangan bencana yang berasal dari pajak rakyat itu. Pengembang dapat menjalankan usaha lebih lama sebelum kiamat terjadi. Dan kita semua bisa hidup lebih nyaman di bumi ini.

Pemerintah harus mulai bergerak agar kiamat tidak dimulai dari negeri ini. Aku butuh rumah hijau. Kamu juga kan?

Pengembang perumahan yang mau usahanya sustainable harus mulai melirik konsep rumah hijau impianku. Ini arah bisnis properti berikutnya yang semestinya ditangkap baik oleh para pengembang perubahan. Eco-design atau apalah namanya. Sebuah pembangunan yang ramah dan bersahabat dengan alam.

Penjual rumah yang mau laris jualannya harus mulai buka mata. Konsep rumah hijau impianku bukan tren macam makanan organik yang harganya setinggi langit.

Kukatakan tegas,” rumah hijau tidak kudu mahal!”

Sangat murah bahkan. Karena bahan-bahannya ada di sekitar kita. Rumah di desa-desa yang kita anggap ketinggalan jaman adalah prototipe sempurna dari masa silam untuk konsep rumah hijau. Cukup dibuat gedhek atau anyaman bambu, beralaskan tanah, dan berjamban di atas kali atau kolam yang ketika bunyi “plung” terdengar satwa air berebut mengisi perutnya. Itulah contoh sempurna warisan kakek-nenek moyang kita tentang rumah hijau impianku.

Kukatakan lagi, rumah hijau impianku tidak perlu besar. Mungil sajalah, maksimal seluas lapangan basket. Yang penting hijau. Di sekeliling rumah hijau impianku kan kutanam banyak tumbuhan. Agar sejuk. Tidak panas waktu panas menyerang. Maka seperti kukatakan tadi, pohon beringin menjadi pilihanku. Sekalipun seram mungkin, tapi beringin itu simbol pohon yang kokoh, tegak berdiri tidak mudah di-KO-kan angin dan berumur panjang.

Sekalipun kusebut rumah hijau impianku, tapi bukan hanya tanaman hijau yang kutanam. Banyak tanaman lain seperti cabe warna merah atau terong ungu menghiasi kebun belakang rumahku. Maksudku, ini sekaligus buat menyokong aktivitas dapur. Sesedikit tanaman dari kebun sendiri pasti akan banyak membantu kebul asap dapur kelak.

Bukan lagi 60:40 perbandingan luas bangunan dengan lahan hijau. Tapi 50:50. Itu membuat lingkunganku punya ruang juga untuk hidup, untuk bernapas.

Sekalipun belum jelas kapan aku memiliki rumah hijau impianku, namun aku optimis bisa memilikinya. Pasti. Suatu saat nanti.

Bayangkan jika aku punya rumah hijau impianku. Tiap hari udara segar mengalir lewat pintu dan jendela sampai akhirnya masuk ke dalam hidungku. Saat musim hujam tiba, rumahku tetap hangat. Waktu musim panas, sejuk yang kurasa.

Bayangkan itu kawan-kawan…!!

Aku percaya rumah hijauku itu tidak hanya hijau pada awal mulanya. Namun akan terus dan semakin hijau dalam segala aspeknya. Sampai membuat pikiran serta hatiku semakin hijau (baca: fresh). Karena rumah hijau impianku dibangun dengan cinta dan kasih sayang yang meletup-letup tiada habis.

Aku percaya dengan perkataan Christian Morganstern. “Home is not where you live, but where they understand you”

Yah…kami—aku dan rumah hijau impianku—saling memahami satu sama lain. Saling menghormati serta saling melindungi. Rumah tempat aku merasakan damai dan tenang. Satu-satunya tempat dimana aku tidak perlu pakai sepatu. Itulah rumah hijau impianku…

(sumber gambar: http://arsitektur.blog.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2008/05/01.jpg) Baca terus...

Rumah Hijau Impianku

|


Tidak ada kaitannya sama sekali dengan band hijau daun yang lagunya dinyanyikan Luna Maya itu. Juga tidak berhubungan dengan kura-kura ninja yang pakai seragam ijo. :)

Aku hanya ingin punya rumah hijau. Bukan rumah hijau yang dipakai buat membudidayakan tanaman yang terbuat dari kaca atau plastik itu maksudku, melainkan sebuah rumah yang ramah lingkungan dan ramah bagi penghuni dan makhluk-makhluk sekitarnya.

Rumah hijau impianku nanti tidak ber-AC. Udara segar hadir dari pengaturan aliran udara yang menerobos masuk ke setiap ruang dalam rumah hijau impianku.

Rumah hijau impianku tidak megah bak istana presiden. Mungil saja. Luas tanah maksimal tidak lebih dari luas lapangan bola basket. Meski mungil namun rumah hijau impianku itu adalah istanaku.

Rumah hijau impianku banyak terbuat dari bahan-bahan alami. Memang tidak secara ekstrem aku menolak semen, tapi pemaksimalan penggunaan bahan alam seperti bambu pasti akan banyak kupakai.

Bambu, seperti kata Prima Haris Nuryawan, seorang pembicara talkshow bertema green design green living yang kuikuti senin lalu tidak kalah kuat dengan beton. Dikisahkannya, pada sebuah jembatan kuno warisan belanda yang dibongkar beberapa waktu lalu ditemukan sama sekali tidak memakai beton. Namun di dalamnya memakai bambu.

Ajaibkah? Kupikir tidak… kuyakin Tuhan sudah menganugerahkan bumi beserta isinya secara komplit.

Di rumah hijau impianku, aku becita-cita air dan listrik diproduksi sendiri. Apakah aku mampu memakai solar panel penyerap energi matahari yang mahal itu? Semoga ada teknologi lanjutan yang lebih murah muriah.

Di rumah hijau impianku kubuat pekarangan dengan tumbuhan besar yang bisa mengurangi cahaya matahari masuk rumah. Inginnya kutanami beringin. Namun aku tidak tahu apa mudah mendapatnya. Jika beringin tidak kudapat, mungkin kuganti mangga sajalah. Biar kalau panen aku bisa rujakan sampai perut mules. Whahaha…

Namun waktu seminar kemarin, kata para developer,” green itu costly. Mahal. jer basuki mawa bea.”

Oh my God!!

Apa aku mampu memiliki rumah hijau impianku?

(Sumber gambar http://arsitektur.blog.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2008/05/02.jpg) Baca terus...